
‘’Ada skenario yang
dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjegal saya. Termasuk upaya mereka
ke MA,” jelas petahana walikota Makassar ini di beberapa kesempatan
termasuk saat memenuhi undangan di dua acara di dua televisi berbeda dan waktu
yang berbeda pula.
Danny
Pomanto yang maju bersama Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) itu menegaskan
telah terjadi ketidakadilan yang luar biasa terhadap dirinya.
Putusan
Mahkamah Agung (MA) yang menolak kasasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar
terhadap keputusan Pengadilan Tinggi Tata Tata Usaha Negara (PTTUN) yang membatalkan
surat keputusan pencalonan dirinya sebagai calon wali kota Makassar merupakan
bagian dari delapan skenario yang berusaha menjegal dirinya maju kembali di
Pilkada Makassar.
“Ini bagian dari
penjegalan yang mereka lakukan. Ada delapan proses penjegalan itu,” ungkap
Danny.
Danny mengurai
delapan penjegalan tersebut mulai dari pembegalan partai, upaya kriminalisasi,
hambatan saat verifikasi faktual sebagai calon perseorangan, proses
kriminalisasi sampai ke putusan MA.
“Ada skenario
kriminalisasi. Tiba-tiba ada aduan begitu banyak terhadap saya. Padahal kalau
kasus, tentunya kan kelihatan,” cetus dia.
Menurut
Danny, hukum seharusnya mengatur keadilan kepada masyarakat. Tapi dalam kasus
ini, ia sama sekali tidak diberikan ruang untuk membela diri.
“KPU
yang dituntut, kenapa kami yang dieksekusi. Koq kami tidak diberi ruang sama
sekali untuk membela diri. Ada apa ini,” tanya Danny.
Meski
begitu ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Makassar untuk menahan diri tidak
melakukan hal-hal yang dapat merugikan perjuangannya.
‘’Kepada seluruh
masyarakat Makassar, khususnya kepada pendukung DIAmi untuk tetap bersabar dan
menahan diri. Kami akan terus berjuang menuntut keadilan. Saya kira masih
ada upaya hukum yang bisa ditempuh. Ada 1000 jalan menuju ke Roma,” tegas
Danny.
Update : 28-4-2018
Pukul 10:49 Wita
Post a Comment