![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqYDwHVI72mD3tQbff2IdC6WrSevIhpC-UFRtDlb3xc6o-tao2mzbJSHivWxGXgAhA5FeMsKPVaxw6qk_uVzIXealg36o2fbOLkzRa56XF7kemYOjRd86ieOVt12smbomyr-eVBU0WYnw/s400/mtf_qXJOZ_229.jpg.jpg)
Penzaliman terhadap Danny menjadi
santapan setiap perbincangan warga. Wali Kota Makassar yang telah menorehkan
deretan penghargaan kota daeng ini, kini diujung tanduk untuk maju dalam
perhelatan Demokrasi lima tahunan.
Komitmennya untuk membawa Makassar
jauh lebih baik, kandas. Dia terancam didiskualifikasi dari pencalonan. Setelah
putusan kasasi KPU Makassar dinyatakan ditolak pihak Mahkamah Agung (MA),
walaupun putusan Panwaslu sebagai penyelenggara pemilu menganggap kebijakan
Danny tidak masuk dalam pelanggaran pemilu.
Namun, Danny Pomanto yang berjuluk
Anak Lorong na Makassar tidak mau menyerah begitu saja. Dia menganggap upaya
penjegalan dirinya adalah bentuk matinya demokrasi dalam bentuk upaya
pendzaliman.
“Kami terzalimi. Namun kami tak akan
menyerah. Bagi saya, lebih baik mati daripada menyerah pada penzaliman dari
pihak pihak yang ingin sekali berkuasa,” katanya kepada para pendukungnya.
Bola panas sekarang ada di KPU Kota
Makassar, apakah akan mengikuti putusan MA atau mengikuti keputusan Panwas yang
juga mengikat.
“Kami akan melawan, dan Insya Allah
kita semua akan bertemu di TPS,” katanya. (**)
Update: 24-4-2018 Pukul 13:16 Wita
Post a Comment