M. Ridha: Koalisi Gemuk Bukan Jaminan Appi-Cicu Lawan DIAmi

Makassar - Pemilihan Walikota Makassar bakal menyuguhkan pertarungan dua pasangan kandidat (head to head), Munafri Arifuddin-Andi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) dan Moh. Ramdhan Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi). 
Pasangan Appi-Cicu diusung oleh parpol koalisi gemuk dengan komposisi Partai Golkar, NasDem, Hanura, PKPI, PDIP, PKS, Gerindra, PAN, dan PBB. Sementara pasangan Danny-Indira yang maju lewat jalur perseorangan, namun didukung oleh Demokrat dan PPP. 
Petahana harus berhati-hati melawan CEO PT PSM Munafri Arifuddin sebagai politisi pendatang baru di pentas politik. Bekal koalisi parpol gemuk, Munafri Arifuddin bakal diperkuat oleh kerja-kerja mesin partai untuk mengkonsolidasikan basis suara. 
Direktur Epicentrum Politica Iin Fitriani, mengatakan bahwa kerja-kerja mesin partai dalam proses pemenangan kandidat cukup besar. Hanya saja lanjut dia, dukungan partai politik tidak serta merta jadi jaminan Munafri menumbangkan petahana. 
"Mereka akan bekerja maksimal tentunya, namun koalisi gemuk tidak serta merta merupakan jaminan penuh bahwa mereka akan mengalahkan petahana," kata Lin Fitriani melalui pesan singkat, Senin (8/1/2018). 

Munafri Arifuddin lanjut Lin Fitriani, perlu kerja ekstra melawan petahana dengan memanfaatkan seluruh sumber daya politik yang ada untuk saling berebut suara pemilih, terlebih petahana cukup populer dikalangan masyarakat. 
"Tentu saja, karena sampai saat ini peluang head to head sangat besar. Jadi mereka saling berhadapan untuk berebut pemilih," imbuhnya. 
Sementara saat dikonfirmasi terpisah, akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Muhamad Ridha mengatakan, popularitas Danny Pomanto masih cukup tinggi dibanding Munafri Arifuddin. Pasalnya Munafri atau Appi dianggap sebagai politisi pendatang baru yang tidak punya latar belakang politik sebelumnya. 
"Saya merasa popularitas DP masih amat tinggi. Agak mustahil kalah oleh kandidat dengan background pengusaha yang terkesan 'dipaksakan'. Kandidat yang didorong untuk menyaingi pak Danny kurang populis. Ada kecenderungan juga di kalangan pemilih kota untuk memilih calon dengan background 'orang biasa', bukan keluarga pengusaha yang dianggap terlalu jauh dari problem rakyat," akunya.

Dosen di Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN itu melanjutkan, dengan popularitas yang dimiliki Danny Pomanto saat ini, cukup sulit penantangnya melawan Danny Pomanto, apalagi Appi pendatang baru. 
"Saya percaya politik itu dinamis. Tetapi dengan popularitas setinggi pak Danny dan tidak ada masalah yang amat besar yang bisa menggerus suara, saya yakin DP dengan mudah melenggang mulus," akunnya 
Terkait kerja partai politik yang bakal banyak membantu Appi di Pilwalkot Makassar, menurut Ridha, diakuinya kerja partai politik cukup besar namun pemilih lebih cenderung melihat figur daripada kandidat yang ditawarkan partai, pasalnya partai tidak mewakili keseluruhan suara konstituen. 
"Dalam pemilihan elektoral seluas dan sebesar ini (Makassar) partai ikut membantu, tetapi tidak menentukan kemana suara dominan akan mengarah," jelasnya.
"Figuritas amat kuat menentukan. Mesin partai banyak kehilangan kepercayaan di mata rakyat. Karena itu mesin berjalan pun gak akan cukup efektif. Kecuali jika partai-partai cukup bisa membangun kepercayaan konstituen dan calonnya juga adalah calon yang cukup baik dan berprestasi. Untuk konteks Makassar lawan pak DP gak cukup baik," tutupnya.


Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.