Danny Pomanto : Kekuatan Terbesar Politik adalah Suara Rakyat



MAKASSAR - Calon Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto menyatakan kekuatan terbesar dalam politik adalah suara rakyat saat menyampaikan orasi politiknya di giat konsolidasi Tim Senior dan Tokoh DIAmi 15 Kecamatan, di Hotel DMaleo, Makassar, Minggu (4/3/2018).

"Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. Artinya kekuatan politik yang paling tinggi adalah suara rakyat. Saya maju dengan suara rakyat," ucapnya dalam sambutan.

Seiring dengan itu, bagi Danny Pomanto sapaan akrabnya, pemilihan kepala daerah ini merupakan kesempatan untuk merumuskan masa depan. Bukan hanya masa depan Makassar, tetapi juga masa depan warganya.

"Yang kita rumuskan adalah masa depan kita. Mencari peminpin itu sederhana, yang punya tanggung jawab. Pemimpin harus mampu menjawab kesulitan masyarakat, bukan yang jadi beban masyarakat. Kalau bebannya saja tidak diselesaikan, bagaimana mau jadi pemimpin," lanjutnya.

Untuk itu, dia menegaskan pihaknya mempunyai sistem yang belum pernah ada di pemerintahan sebelumnya, yakni Instagram DIAmi, atau Inspirasi ta Program DIAmi.

Dengan Instagram DIAmi, lanjutnya, nantinya pemerintah akan melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

"Keinginan masyarakatlah yang akan saya bawa sebagai program pada periode kedua. Instagram ini adalah kontrak politik langsung dari DIAmi dengan masyarakat. Masing-masing tanda tangan," paparnya.

Kekuatan ini, kata petahana, merupakan koalisi rakyat melalui jalur perseorangan atau independent yang diambilnya di Pilwalkot Makassar 2018 hasil dari konsultasi sejumlah ketua partai politik (parpol) dan desakan dari masyarakat.

Sumber Artikel : https://makassar.sindonews.com/read/6128/1/danny-pomanto--kekuatan-terbesar-politik-adalah-suara-rakyat-1520164995
Update: 5-3-2018 Pukul 10:24 Wita



Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.