Ketua Tim Pemenang DIAmi: Semakin Danny Diserang Semakin Disuka



Ketua Tim Pemenang DIAmi: Semakin Danny Diserang Semakin DisukaMAKASSAR - Ketua Tim Pemenangan Moh Ramdhan Danny Pomanto-Indira Mulyasari Paramastuti (DIAmi) pada Pilwalkot Makassar, Adi Rasyid Ali (ARA) menanggapi sejumlah isu miring yang kerap menerpa jagoannya.

Saat ini, khusus Danny yang berstatus petahana kadang diserang dengan isu-isu liar yang dianggap ingin menjatuhkannya. Namun, bagi ARA hal tersebut dianggap lumrah. Bahkan dinilai menguntungkan.

"Kita tidak terlalu ini yah (menanggapi). Kita sisa menjaga basis saja. Yang ini kita sampaikan bahwa, strong voters (pemilih loyal) kita ini semakin hari semakin meningkat. Semakin banyak skenario atau apapun itu serangan yang dilayangkan kepada pak wali (Danny), semakin baik (bagi Danny)," ungkap ARA sapaan akrabnya saat diwawancarai di Kantor DPRD Makassar, Jalan AP Pettarani, Selasa (23/1/2018).

Hal itu ditandai dengan adanya sejumlah dukungan masyarakat yang mengalir secara sukarela kepada tim pemenangan. Dia mengklaim, dukungan masyarakat yang hadir datang tanpa adanya paksaan atau dikerahkan oleh seseorang.

Bahkan, katanya, dari sejumlah data lembaga survei, strong voters DIAmi naik dua digit. Meski, tak disebutkan secara rinci lembaga survei dan angka pastinya.

"Jadi saya kira, semakin banyak yang menyerang Pak Danny, semakin kita suka. Kita tim pemenangan tetap sejuk, tidak ingin perang-perangan. Kita mau Pilkada yang bermartabat, damai, sipakatau," ucapnya.

"Kalau kami diserang, silahkan. Tapi kami akan jawab dengan kerja," pungkas Ketua Pertina Sulsel tersebut.

Seperti diketahui, DIAmi maju lewat jalur perseorangan pada Pilwalkot Makassar 2018 dan didukungan oleh Partai Demokrat, PKB, Perindo, Berkarya, PSI dan Idaman.

Update: 24 Januari 2018, Pukul, 10:24

Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.