Komedi Putar Terakhir untuk Menjegal Danny Pomanto di Pilkada Makassar

 

POROSMAJU.ID, MAKASSAR – Masa tenang pilkada Makassar 2020 seharusnya menjadi ruang untuk menenangkan dan membebaskan diri dari segala atribut kampanye.

Termasuk simbol-simbol dukungan kepada calon yang diunggulkan.

Namun hal itu tak berlaku bagi pasangan Moh. Ramdhan Pomanto. Sebab, selain terus mendapat gempuran tudingan dan hoaks, ia kembali dilaporkan ke polisi.

Kendati bukan hal baru, sejak Pilkada 2020 bergulir, Danny Pomanto adalah calon yang paling kerap dilaporkan. Ia dinilai calon yang paling berpontesi memenangkan pilkada dan merusak struktur penguasa.

Pasalnya, saat Danny menjabat wali kota pada periode sebelumnya, dirinya menjadi orang pertama yang melibatkan KPK dalam pemerintahan kepala daerah untuk membongkar silang sengkarut korupsi yang bertebaran di Makassar.

Tentu saja, para koruptor yang berlindung di balik kekuasaan naik pitam dan menilai Danny adalah musuh yang harus ditumbangkan.

Ingatan yang melekat dalam benak warga Makassar tentang Danny Pomanto adalah politik kerakyatan. Ia terkenal dengan sebutan anak Lorong’na Makassar.

Sejumlah visi-misinya pun menyebut istilah Lorong Garden. Tentu saja tak mengherankan bila ia dibenci oleh sejumlah oknum yang barangkali akan gila bila Danny memimpin Kota Makassar.

Teranyar, Danny Pomanto kembali dilaporkan oleh keluarga calon wali kota Munafri Arifuddin.

Calon yang seolah tak jera dan belajar dari masa lalu, Appi dengan segudang ambisi kekuasaannya seperti kerasukan untuk memimpin Kota Makassar.

Namun, yang lebih pahit dari itu adalah kenyataan bahwa Appi merupakan kandidat yang paling merasa dibutuhkan di Kota Makassar.

Munafri Arifuddin dan Ingatan Kotak Kosong

Ingatan tentang kekalahan Appi dari kotak kosong pada periode sebelumnya adalah monumen bersejarah.

Ia terekam dibenak terdalam warga Makassar. Ia sekaligus menjadi simbol kemenangan masyarakat mengalahkan ego elit penguasa.

Kata benda seperti cermin, paling pas untuk mengenang Appi. Pasalnya, cermin tak pernah berbohong, ia akan menampilkan dan merekam segala kenyataan yang ada.

Sesungguhnya, Ingatan tentang Appi adalah ingatan, bahwa masyarakat sudah muak dengan segala omong kosong di dunia ini.

Namun, yang menakutkan dari demokrasi, sesungguhnya bukanlah saat Appi menjadi Wali Kota Makassar, tetapi saat masyarakat tak mampu lagi membedakan antara janji dan bukti.

Pilkada Kota Makassar ibarat komedi putar

Bagi Anda yang sering berkunjung ke Pasar Malam, tentu tidak asing dengan jenis permainan yang ini. Permainan yang paling diminati dan paling sering dimainkan saat merasa jenuh dari rutinitas yang terus mengintai.

Sesuai namanya, komedi putar adalah wahana yang diputar menggunakan mesin, kamu bisa duduk manis di kursi yang berbentuk kuda lengkap dengan pegangan tangan untuk menjaga agar tidak jatuh selama komedi putar berjalan.

Bila komedi putar dimaksudkan untuk melihat dunia dari sudat pandang yang berbeda, selain, tentu saja untuk bersenang-senang.

Komedi putar dalam politik justru digerakkan oleh mesin elit penguasa untuk menjatuhkan lawan politiknya sebelum bertanding.

Sebuah kenyataan yang pahit bukan?

Sumber:https://porosmaju.id/2020/12/05/komedi-putar-terakhir-untuk-menjegal-danny-pomanto-di-pilkada-makassar/

Akses: 5 Desember 2020

Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.