Para Penyerang Danny Pomanto!

 Danny Pomanto


Oleh : Ahmad Sangkala*

MakassarBicara.com-Bukan gelanggang politik namanya kalau tak saling serang.  Sebaik – baik apapun seseorang tentu ‘harus’ menyerang lawannya jika ingin menang. Gelanggang politik ini tak menyiapkan dua , tiga atau empat pemenang. Tetapi  hanya menyisahkan satu pemenang tunggal.  Begitu pun pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Makassar, hanya butuh satu pemenang yang ditetapkan KPU nantinya.

Inilah yang membuat pertarungan semakin memanas jelang pemilihan. Sekitar 50 hari lagi, saling serang mulai bermunculan. Apa lagi semenjak rilis survei CRC yang menempatkan Danny Pomanto – Fatmawati Rusdi 40,4%, jauh meninggalkan kompetitornya lainnya. Setelah survei ini, kembali muncul survei SMRC menunjukkan pasangan Danny-Fatma memiliki tingkat elektabilitas tertinggi 41,9 persen. Disusul Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) dengan elektabilitas 17,8 persen; Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Dilan) dengan elektabilitas 16,6 persen dan  Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun (Imun) dengan elektabilitas 6,8 persen. Jika membaca survei ini dengan waktu kurang lebih 50 hari lagi, maka jika berjalan normal  hampir pasti kemenangan akan diraih pasangan Danny – Fatma.

Hasil survei ini patut dijadikan landasan, sebab kedua lembaga ini sejauh ini memiliki track record yang bagus dalam kontestasi pemilihan kepala daerah. Olehnya itu, untuk membalikkan atau setidaknya mengejar ketertinggalan tersebut. Kandidat yang unggul perlu diserang. Apakah itu negatif campaign maupun black campaign. Hal ini untuk menurunkan kepercayaan pemilih atau setidaknya menyibukkan kandidat yang unggul untuk melakukan klarifikasi.

Beberapa pekan terakhir buzzer menyerang  program – program Danny Pomanto yang dianggap gagal  saat menjabat Walikota. Bahkan ditengah massifnya serangan di medsos, beberapa tokoh politik pun terang-terangan melakukan serangan langsung kepada Danny Pomanto.

Pertama, Ilham Arief Sirajuddin yang merupakan mantan walikota Makassar 2 periode. Melalui panpage facebooknya.

“Saya ingin berpesan kepada orang-orang yang saat ini sedang membantu DP menjadi wali kota kedua kali. Bahwa, Anda tidak mungkin mengingkari tabiat dan kepribadian DP yang sangat mudah melupakan bantuan orang dan selalu menegaskan bantuan dirinya kepada orang lain. Hal yang saya alami, cepat atau lambat akan Anda alami. Bersiaplah untuk itu. Jika saya yang pernah bersahabat dengannya 17 tahun tidak pernah dianggap, bagaimana dengan Anda yang baru mengenalnya?”

 Ini adalah salah satu kutipan pernyataannya. Namun pada intinya IAS ingin menegaskan bahwa danny adalah sosok pelupa dan tidak tahu balas budi.

Kedua, Erwin Aksa yang merupakan ketua tim pemenangan Munafri Arifuddin – Rahman Bando. Erwin Aksa sengaja datang ke TPA antang, ke kapsul pete – pete smart dan memukul – mukul “gendang dua”. Semua itu, oleh Erwin Aksa merupakan program era Danny Pomanto yang dianggap gagal.

Ketiga, Ibrahim Saleh, mantan sekda era Danny Pomanto. Dia muncul menyerang Danny Pomanto sebagai pembelaan atas pernyataan Abdul Rahman Bando yang mengatakan bahwa pemerintahan Danny Pomanto Gagal. Bahkan Ibrahim Saleh sesumbar, bahwa kegagalan itu murni karena Danny pomanto, bukan para kepala dinas dan wakil walikotanya. Berikut penegasannya : .

“Ya bukan pembantu wali kota menjadi penyebab kegagalan program Pemkot Makassar. Penyebab utamanya adalah, gaya kepemimpinan Danny Pomanto yang tidak mempercayai dan mendelegasikan sebagian kewenangan dan tanggung jawab kepada staf atau pembantunya,”

Keempat, Akbar Faisal yang merupakan politisi partai Nasdem dan mantan anggota DPR RI. Akbar menyebut DP merupakan wali kota yang tidak berbuat apa-apa untuk Kota Makassar. Di mata politikus Nasdem itu, pendamping Fatmawati Rusdi itu hanya menjual jargon keberhasilan tanpa bukti. Tak ada karya monumental yang bisa dikenang selama kepemimpinan DP pada periode 2014-2019. Bahkan secara langsung meminta Rocky Gerung menanggapinya, sayangnya Rocky Gerung menanggapinya dengan normatif dengan menyebut petahana wajar diserang negatif campaign.

Tokoh – tokoh ini sebenarnya harus menurunkan gengsi untuk “turun gunung” mengeroyok satu calon walikota. Apa lagi dua diantaranya adalah politisi nasional yang sudah disegangi di dunia perpolitikan. Ini tentu berdampak ke publik, sebab mereka ini memiliki basis masing – masing di level akar rumput. Namun disisi lain ini juga bisa menjadi bomerang.

Narasi Danny Pomanto yang dibangun bahwa yang berada di barisan mereka adalah kekuatan rakyat tentu semakin menguat. Sebab para “gajah” sedang mengeroyoknya. Tapi dengan begini, semakin jelaslah siapa yang dikehendaki rakyat dan siapa yang hanya dikehendaki elit.

Danny Pomanto dengan segudang prestasi dan karya nyatanya memang telah membekas di hati rakyat. Ada pelayanan kesehatan Dottorotta, ada Tangkasaki, F8 dari berbagai prestasi lainnya. Kalaupun memang masih ada yang belum tuntas, berikanlah waktu menuntaskannya dengan memimpin Makassar 5 tahun kedepan.

Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.