Elektabilitas dan Popularitas Danny-Fatma Teratas, Dosen Politik Unhas: Metodologi Survei SMRC Valid

 Dosen Politik Unhas, Andi Ali Armunanto.

Dosen Politik Unhas, Andi Ali Armunanto.

Punya convidence level dan metode sampling yang terukur, akademisi mengatakan metodologi SMRC lebih vailid dan bisa dipertanggungjawabkan.

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Di Hotel Aryaduta, Makassar, Rabu (21/10/2020), Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil surveinya untuk Pilwalkot Makassar 2020.

Hasilnya, pasangan calon nomor urut satu, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto-Fatmawati Rusdi jauh mengungguli tiga rivalnya. Elektabilitasnya hingga 41,9 persen.

Dari tinjauan akademisnya, Dosen Politik Unhas, Andi Ali Armunanto bilang, hasil survei SMRC dapat dipertanggungjawabkan.

Secara metodologi, kata Ali, sudah valid. Mulai dari convidence level hingga metode samplingnya.

"Secara metodologi sudah valid. Mulai dari convidence levelnya, margin of erornya dan jumlah sampel sampai metode samplingnya. Karena itu yang menentukan dalam metodologi survei," tutur dia yang ikut menyaksikan hasil survei SRMC, siang tadi.

"Kalau mau yakin, periksa saja itu (metodologi). Tidak mungkin mereka (SRMC) merilis kalau tidak bisa dipertanggungjawabkan hasilnya," lanjut Ali menambahkan.Di lain sisi, SRMC juga merupakan lembaga yang tergabung di Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI).

Paling tidak, kata Ali lagi, data-data hasil survei SMRC diaudit secara internal oleh lembaga di internal Persepi.

"Kami juga dari universitas biasanya setelah ada rilis survei begini, kami juga akan melakukan analisis terhadap data-datanya. Apakah data-data ini logis atau tidak," ungkap Ali.

SMRC sendiri diketahui pernah memprediksi kemenangan kandidat di beberapa Pilkada di tanah Jawa pada 2018 lalu. Seperti Ridwan Kamil di Jawa Barat, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, dan di Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Sekadar diketahui, survei SMRC ini mengambil 410 sampel. Dilakukan pada 21-25 September 2020.

Ada pun sampel yang dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Sedangkan tingkat toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan plus minus 5 persen, itu pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling.

Hal itu dipaparkan langsung Direktur Riset SRMC, Deni Irfani via zoom.

"Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti," paparnya.

Untuk kandidat lain, Deni mengungkapkan, tingkat elektabilitas tertinggi kedua milik pasangan Munafri Arifuddin-Rahman Bando, 17,8 persen. Disusul Syamsu Rizal-Fadli Ananda, 16,6 persen. Lalu pasangan Irman Yasin Limpo-Andi Zunnun NH, 6,8 persen.

"Tidak menjawab atau tidak tahu, tercatat ada 16,9 persen," kata Deni melanjutkan.

Tidak hanya itu, Deni juga menyebutkan tingkat popularitas dari seluruh calon. Baik calon wali kota hingga wakil wali kota.

Teratas, masih tetap nama Danny Pomanto dengan persentase 89 persen. Begitu juga dengan tingkat kesukaan, hingga 85 persen.

Lalu disusul Syamsu Rizal, 83 persen untuk popularitas dan kesukaan 81 persen. Sedangkan popularitas Munafri Arifuddin, 81 persen dan tingkat kesukaan 72 persen. Kemudian Irman Yasin Limpo popularitasnya hanya 72 persen dan tingkat kesukaan 63 persen.

Pada posisi calon wakil wali kota, Fatmawati Rusdi paling mencolok. Popularitasnya memang masih di angka 37%, tapi tingkat kesukaannya mencapai 72%. Disusul Fadli Ananda 28% (popularitas) dan 56% kesukaan.

Di posisi ketiga ditempati Rahman Bando. Popularitasnya 27%, dan kesukaannya 61%. Andi Zunnun NH, 11% untuk popularitas dan 29% kesukaan.

Sumber:https://rakyatku.com/read/190948/elektabilitas-dan-popularitas-danny-fatma-teratas-dosen-politik-unhas-metodologi-survei-smrc-valid

Akses: 22 Oktober 2020

Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.