![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihKY9m6qek70CuExmVhzsN8-xDaVBWyflFgj0mE0lFlWpfs9VnnRLYRfzucQweDB0xXwOoAqqJCngIkGPwndZLv1L82LJ0oaGfPaoIm6WTRSr1ZXcYURsBmrsV8L3Zzt4X-NCzQ70XEno/s400/rilis+12122.jpg)
Indira merasa terharu dengan adanya undangan warga
untuk bertemu. Ini bukti bahwa masyarakat menerima baik pasangan DIAmi menjadi
pelayan bagi warga Kota Makassar.
“Sebenarnya hari ini jadwal saya kosong, tapi ada
undangan masuk lewat WhatsApp. Saya lihat dari Tabaringan, saya bilang Oke saya
harus hadir,” kata Indira.
Indira mengaku tidak asing lagi dengan warga di
Tabaringan. Tokoh masyarakat dan warga Tabaringan sudah seperti keluarga dekat.
“Saya sering berkunjung ke lorong-lorong di sini (Tabaringan),” katanya.
Kepada tokoh masyarakat dan perwakilan warga yang
hadir, Indira mengatakan tidak bisa memberikan janji yang tidak bisa
dipertanggungjawabkan.
Pasangan DIAmi tidak bisa janjikan uang kepada
warga. “Kami hanya bawa program,” kata Indira.
Banyak warga yang bertanya, kenapa program DIAmi
masih sama dengan program periode kepemimpinan Danny Pomanto sebelumnya.
“Kenapa itu-itu ji? karena masih ada masyarakat yang
belum merasakan drainase bagus, dan lorong yang masih gelap. Karena itu perlu
kami lanjutkan (program sebelumnya),” ujar Indira.
Selama 3,5 tahun kepemimpinan Danny Pomanto, program
penataan lorong, lampu jalan, dan perbaikan drainase sudah berjalan.
“Jadi program ini bukan baru mau dimulai. Jika Bapak
dan Ibu berkenan, izinkan kami menyempurnakan di periode berikutnya,” kata
Indira disambut teriakan “Nassami” warga.
Indira berharap semua program pasangan DIAmi
berjalan lancar. Agar semua warga merasakan kenyamanan dan ketenteraman tinggal
di Makassar.
“Tidak banyak lagi daerah yang kebanjiran saat hujan
dan tidak ada lagi lorong kumuh,” ujarnya.
Selain persoalan drainase, masalah yang sering
ditemukan Indira di lapangan adalah semrawutnya pendataan program bantuan untuk
warga.
Bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah kota
dilakukan tanpa koordinasi dan sinergi dengan Ketua RT dan Ketua RW.
“Dampaknya banyak warga miskin yang tidak menerima
bantuan. Sebaliknya warga yang masuk kategori mampu yang mendapatkan bantuan.
Seperti KIS dan Rastra,” kata Indira.
Untuk menyelesaikan masalah di tengah masyarakat,
pasangan nomor dua DIAmi telah menyosialisasikan Instagram DIAmi. Singkatan
dari Inspirasi ta Profram DIAmi.
Warga diminta mengidentifikasi semua persoalan
penting dan mendesak di sekitar tempat tinggal kemudian menulisnya di
Instagram. Mulai persoalan infrastruktur, ekonomi, dan persoalan sosial
lainnya.
“Saya minta tolong dicatat 10 warga paling miskin di
daerah ini. Untuk apa? supaya dipastikan bahwa warga paling miskin mendapatkan
semua program bantuan pemerintah,” kata Indira.
Indira juga menemukan fakta ada warga yang sudah
meninggal menerima bantuan sosial. Karena petugas pendataan di lapangan tidak
mendata dengan baik.
"Kehadiran Instagram DIAmi akan membantu
menertibkan persoalan ini. Silahkan ki koordinasi dan isi sebagai masukan
kepada kami. Untuk diselesaikan jika diamanahkan memimpin Makassar,”
ujarnya.*(07/16)
SKUADRON DIVISI NEWS DIAmi
Post a Comment