Jargon Smart City dalam Tata Kelola Kota

”Dalam beberapa waktu terakhir, kita sering mendengar kata smart disematkan pada beberapa benda atau obyek, misalnya smartphone, smart grid, smart city dan sebagainya.”

Smartphone menggambarkan sebuah telepon gengam yang secara cerdas mengintegrasikan semua feature teknologi tinggi yang hampir menyerupai sebuah komputer sehingga memudahkan penggunanya dalam berkomunikasi. Smart grid mengacu pada pengelolaan sistem kelistrikan yang cerdas yang mampu mengintegrasikan semua komponen teknologi informasi dan telekomunikasi, infrastruktur jaringan listrik dan perilaku sosial pengguna atau pelanggan listrik.

Demikian juga smart city menggambarkan sebuah tata kelola kota yang cerdas di mana masyarakat dengan mudah menggunakan dan memanfaatkan segala fasilitas kota secara efisien dan efektif, semua stakeholder mampu mendapatkan dan bertukar informasi dengan baik dan lancar sehingga proses kehidupan kota menjadi lebih teratur, aman dan nyaman.
Istilah smart ini kemudian menjadi perhatian apakah memang menggambarkan sifat cerdas obyeknya atau hanya sekadar jargon untuk kepentingan bisnis atau kepentingan politik semata. Hal ini dikarenakan segala sesuatu yang dikategorikan cerdas tentu menarik minat konsumen pada suatu barang meskipun bisa saja barang itu mahal harganya. Seorang calon pemimpin yang dilabeli pintar tentu akan menarik masyarakat dalam memilih pemimpinnya.
Kata smart berasal dari bahasa inggris yang bisa diterjemahkan dalam kata sifat yang berarti cerdas, pintar, cepat dan bijak. Sedangkan salah satu arti cerdas dalam kamus besar bahasa indonesia (KBBI) adalah sempurna perkembangan akal budinya untuk berpikir, mengerti dan mengambil suatu keputusan. Tentu semua definisi smart dan cerdas di sini melekat pada obyek yang mengikutinya. Dalam hal ini, kita akan membahas smart city dalam konteks prasarana dan sarana atau infrastruktur pendukung dari sebuah kota yang cerdas.
Sebuah kota yang cerdas tidak bisa lepas dari bagaimana jalur dan alur data serta informasi di kelola dengan baik. Berbagai macam data dan informasi bisa saja diperoleh dari berbagai macam sensor yang ditempatkan pada beberapa titik strategis dalam kota. Sebuah kota yang cerdas sangat fokus pada pengelolaan dan manajemen yang baik akan infrastruktur dasar misalnya terjaminnya suplai air bersih dan listrik, pengelolaan sampah dan sistem sanitasi lingkungan yang bersih, transportasi yang nyaman yang selalu didukung oleh konektifitas teknologi informasi dan jaringan internet yang kuat. Kesemuanya ini akan menyatukan partisipasi warga dan pemerintah dalam sebuah pengelolaan kota yang berbasis e-governance.
Dalam konteks yang lebih luas tentang smart city berkaitan dengan pengelolaan infrastruktur adalah terjadinya proses integrasi dan kontrol terhadap semua fasilitas infrastruktur transportasi dan komunikasi. Ada konektifitas yang kuat antara prasarana dan sarana fisik, teknologi informasi, infrastruktur sosial dan bisnis sehingga kondisi kota menjadi aman, nyaman, efisien, efektif dan lebih layak huni. Pada akhirnya, keberhasilan implementasi dari sebuah smart city akan dinikmati warga dalam bentuk pelayanan publik yang meliputi kemudahan akses fasilitas pendidikan, kesehatan dan keselamatan umum.
Dalam hal infrastruktur teknologi informasi, sebuah kota yang cerdas tidak bisa lepas dari ketersediaan pusat data digital yang terhubung ke semua dinas instansi kota. Demikian juga pusat data digital ini terhubung ke setiap warga kota baik secara langsung maupun tidak langsung. Pemerintah kota mesti menyediakan titik koneksi wifi gratis di setiap ruang publik, sementara itu masyarakat atau warga kota sudah bisa dengan mudah mendapatkan informasi pelayanan umum berbasis media sosial.
Dalam hal pengelolaan sistem pemerintahan, pemanfaatan sistem informasi yang user-friendly dan secara maksimal bertransformasi ke sistem paperless mesti sudah menjadi gambaran khusus dari sebuah kota yang dikelola dengan smart government. Pemandangan lain dari suatu kota smart city yaitu terintegrasinya sistem smart card yang bisa digunakan untuk parking, toll dan sebagai tiket untuk penggunaan semua jasa transportasi kota yang menggambarkan suatu sistem smart living. Keberhasilan pengelolaan sebuah smart city kemudian tergambar pada tersedianya ruang terbuka publik maupun ruang terbuka hijau yang mengambarkan hadirnya kondisi smart environment.
Dalam mengelola smart city tentu ada contoh pengelolaan kota yang bisa diambil sebagai acuan meskipun kita tidak bisa serta merta mengadopsi semua konsepnya. Salah satu kota dunia yang bisa diambil contoh pengelolaannya adalah Singapura. Kota Singapura tidak hanya bertransformasi dari klaim ‘the first smart city in the world’ tetapi sudah mulai mengarah pada program ‘smart nation’ berbasis era digital yang akan menjadikan Singapura sebagai laboratorium hidup pada sektor-sektor perumahan, kesehatan dan transportasi.
Pada sektor perumahan di Singapura, ribuan sensor sudah dipasang di Yuhua Estate tahun lalu untuk mengukur besarnya konsumsi energi, produksi sampah dan penggunaan air bersih secara real-time. Sensor-sensor ini menyediakan informasi balik ke penghuni perumahan sehingga warga dengan mudah mengetahui seberapa besar dan optimal air dan listrik yang mereka konsumsi serta limbah yang mereka buang. Data-data informasi ini kemudian dikumpulkan dan dikaji oleh pemerintah dan menjadikannya data acuan dalam pembangunan perumahan berikutnya di lokasi lain.
Lain halnya dengan penyediaan layanan kesehatan di Singapura yang didukung oleh teknologi yang sangat maju. Suatu proyek percontohan yang dinamakan Tele-health yang merupakan program yang ditujukan pada pasien dengan keterbatasan mobilitas, misalnya pasien dengan penyembuhan stroke dan membutuhkan pengobatan lanjut. Program ini membantu kesembuhan pasien tanpa perlu membawa pasien ke rumah sakit atau klinik pengobatan. Pasien cukup melakukan latihan berdasarkan instruksi penuntun dari sebuah tablets, kemudian semua pergerakan pasien direkam dengan kamera dan sensor gerak. Setelah itu pegawai terapi melakukan review terhadap hasil latihan pasien kemudian dokter bisa berkomunikasi tatap muka dengan pasien melalui video-call pada tablets yang sama tadi.
Sedangkan untuk sektor transportasi, Singapura adalah salah satu kota yang terbaik di dunia. Singapura melangkah sedikit jauh dan berbeda dengan apa yang kota lain terapkan. Untuk meningkatkan pelayanan bus, smart bus memasang sensor yang digunakan untuk memonitor rute pelayanan bus dan data GPS digunakan untuk menjaga jalur bus pada kecepatan yang aman dan menginformasikan seberapa banyak jumlah penumpang yang sementara berada di dalam bus. Bus stop kemudian direnovasi dengan penambahan jaringan wi-fi, peta jalur dan jadwal bus yang lebih interaktif yang akan membuat penumpang bus menjadi lebih aman dan nyaman. Demikian juga sistem transportasi yang otomatis, boleh dikata Singapura adalah salah satu yang terbaik di dunia. Sistem kereta mass rapid transit (MRT) di Singapura itu tidak menggunakan masinis dan kondektur. Tentu ini sistem kereta ini sangat cerdas karena bisa beroperasi hampir 24 jam dengan sangat aman, nyaman dan tepat waktu. Intervensi manusia dalam menjalankan kendaraan di Singapura kemudian mulai secara perlahan dihilangkan dengan fokus pada pengembangan kendaraan yang berjalan sendiri tanpa sopir (self-driving vehicles). Bus tanpa sopir sudah mulai dicobakan untuk mengangkut penumpang dengan metode booking melalui smartphone. Kajian dan pengembangan sistem ini masih terus dilajutkan dalam hal sistem monitoring pada setiap kendaraan setiap waktu dengan mempertimbangkan kondisi lalu lintas dan kecepatan kendaraan.
Kota Makassar yang bertransformasi menjadi salah satu smart city di Indonesia tentu harus berbenah dalam hal penyediaan prasarana dan sarana kota cerdas. Tentu tidak bisa dilakukan secara instan tetapi melalui tahapan, mulai dari penyediaan infrastruktur dasar hingga infrastruktur pendukung lainnya. Mesti ada pola, target dan sasaran pengembangan smart city yang secara perlahan dilakukan. Evaluasi yang berkelanjutan dari setiap program mesti dijalankan yang pada akhirnya terwujud integrasi infrastruktur yang menjadikan Kota Makassar sebagai smart city yang nyaman, aman dan ramah buat warganya. 

Sumber: http://fajaronline.co.id/read/39189/jargon-smart-city-dalam-tata-kelola-kota


Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.