Danny Pomanto dan Partai Nasdem di Mata Maqbul Halim

Maqbul Halim

=========
Narasumber: Maqbul Halim (Panglima Skuadron DIAmi)
Waktu, Rabu 13 Mei 2018
Pukul 12:30 wita
Bertempat di Kediaman Danny Pomanto di Jl Amirullah, Makassar.
Pewawancara:
1. Budi Santoso (Sindo News)
2. Trio (Rakyatku.com)
3. Yunus Muhammad (Makassar Terkini)
=========

Wartawan:
Kak, Saya mau konfirmasi ki sebagai Tim DIAmi, apa betul Pak Danny Pomanto bakal jadi ketua Nasdem Kota Makassar?

MH:
Harusnya anda bertanya dulu, apa betul Pak Dannya akan gabung di Partai Nasdem hehehe... Tapi pertanyaan itu bagus, apa betul pak Danny bakal jadi ketua Nasdem Makassar. Cuma, tetap tidak bisa saya jawab.

Wartawan:
Kalau misalnya itu terjadi, Pak Danny gabung di Nasdem, bagaimana itu, kak?

MH:
Hal itu bisa saja. Pak Danny kan selama jadi walikota adalah mitra dekat partai-partai politik. Salah satu partai pengusung pak Danny empat tahun lalu adalah Partai Demokrat. Sekarang ada juga Partai Perindo, Partai Berkarya. Bagi saya, masa depan partai-partai di tangan Pak Danny terbukti lebih jelas. Elektabilitas Perindo di Makassar naik tajam karena affiliasinya ke Pak Danny.
Kembali ke soal Pak Danny gabung di Nasdem, barangkali memang ada pintu bagi Pak Danny di partai Nasdem, yang tidak pernah diperhatikan selama ini.

Wartawan:
Bagaimana dengan Paslon Appi-Cicu yang diusung oleh partai Nasdem?

MH:
Kalau untuk kepentingan Partai Nasdem, tidak mungkinlah Pak Danny bantu pemenangan ACU (Appi-Cicu—Red), karena Pak Danny tahu persis, tidak ada benefitnya Partai Nasdem di situ. Itu barangkali karena Partai Golkar atau kepentingan lain lebih dominan di ACU.
Logika saya mengatakan, bisa saja pak Danny kuat hadapi Pilkada Selama ini karena sokongan Nasdem. Contoh, Partai Nasdem itu bersimpati ke Metro TV, televisi swasta yang dinaungi aliansi dan komunitas Bang Surya Palo. Kebijakan redaksi Metro TV, leluasa merilis berita-berita aktual tentang penzoliman yang dialami Pak Danny di Pilkada Makassar. Kalau Partai Nasdem tidak restu terhadap Pak Danny, tentu tidak boleh ada berita-berita seperti itu. Berita seperti itu pasti tidak muncul.

Wartawan:
Bagaimana awal ceritanya sehingga ada rumor bahwa Pak Danny akan gabung ke Nasdem?

MH:
Saya tidak tahu bagaimana ini bermula. Tapi saya tahu bahwa ada proses yang sedang berlangsung, sekalipun informasinya sangat sedikit, tidak cukup untuk memastikan (memastikan Danny ke Nasdem—red). Tapi perlu diingat, semua pimpinan-pimpinan partai menginginkan partainya berjaya di Pemilu 2019. Pak Danny pomanto bukan pilihan yang salah bagi partai Nasdem untuk kepentingan Pemilu 2019.
Sekarang Pak Danny Pomanto sudah walikota Makassar kembali. Jabatan itu berakhir pada 8 Mei 2019, atau 11 hari setelah 27 April 2019, tanggal pencoblosan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019.

Wartawan:
Apakah Partai Nasdem yang merayu Pak Danny, atau Pak Danny yang ingin ber-Nasdem?

MH:
Saya tidak mengetahui, apakah memang Partai Nasdem lebih memerlukan Pak Danny untuk hal ini (Pemilu 2019–red), ataukah ada proposal atas nama Pak Danny dan itu direspon positif oleh Pak Rusdi Masse (Ketua DPW Nasdem Sulsel)! Tapi ada proses yang sedang berlangsung, termasuk ikhwal partai Nasdem, ada dalam proses itu. Ini seperti menjawab yang mana yang melahirkan, apakah ayam yang pertama lahirkan terlur atau telur yang pertama melahirkan ayam.

Wartawan:
Apakah mungkin Pak Rusdi Masse bantu Pak Danny di pilkada Makassar ini?

MH:
Terlalu kecil itu. Tapi bisa saja. Bahwa keterlibatan (bantuan—red) Pak RMS, bisa saja menyebabkan Pak Danny jadi walikota periode kedua. Namun itu bukan tujuan, bukan target, jika betul Pak RMS membantu.

Wartawan:
Apa kira-kira sikap Pak RMS soal rumor pak Danny ini?

MH:
Kalau pak RMS tidak bantah rumor ini, apa saja tentang Pak Danny Pomanto di partai Nasdem, bisa terjadi dalam beberapa waktu ke depan. Supaya anda tidak kaget juga ha ha ha.

Wartawan:
Apa tanggapan ta Kak tentang rumor bahwa Tim DIAmi berafiliasi ke Cagub Nurdin Abdullah?

MH:
Pak Amran Sulaiman, pak RMS, pak Danny Pomanto, pak Nurdin Abdullah, adalah entitas tokoh Sulsel di nasional yang bergerak mandiri, dalam bentuk idealisme besar. Kenapa idealisme besar? Karena mereka tidak dikarbit, tidak juga diorbit oleh kekuatan politik status quo di Sulsel. Idealisme inilah yang diekspresikan oleh publik di S
ulsel saat ini. Jadi, itu pertemuan idealisme yang tidak di sengaja. Itu tuntutan zaman, bahwa ada yang harus berakhir dan ada yang akan bermula. Ada yang senja, ada yang fajar menyingsing.

Wartawan:
Terakhir ini kak, bagaimana status ta di Partai Golkar?

MH:
Saya sendiri belum tahu. Saya tahu jabatan saya di Wakil Ketua Bidang Media dan Opini masih dipertahankan hingga saat ini. Hanya saja, tidak etis secara organisasi saya beraktivitas di Golkar sementara pada saat yang sama, surat pemberhentian saya dari pengurus DPD Sulsel masih berlaku.
=====

Berikan Komentarmu

Previous Post Next Post

*Artikel berita yang diposting oleh Skuadron Team EKSPEDISI DP ini adalah rilis berita yang dapat diposting ulang, atau dikutip sebagian atau keseluruhan.


**Untuk pertanggung-jawaban etika jurnalisme, setiap media yang memposting atau mengutip sebagian atau keseluruhan, dapat melakukan pendalaman dan pengembangan berita lebih lanjut, yang bukan merupakan bagian dari tanggung-jawab sebagaimana yang ada dalam artikel ini.